Pak Agung
Pak Agung

Pak Agung, Ketua RW 6 Kelurahan Krembangan Utara, merupakan tokoh penting di balik berbagai program sosial yang aktif di wilayahnya. Di bawah kepemimpinannya, RW 6 menjalankan program unggulan seperti Kampung...

Foto

Pak Agung

Pak Agung, Ketua RW 6 Kelurahan Krembangan Utara, merupakan tokoh penting di balik berbagai program sosial yang aktif di wilayahnya. Di bawah kepemimpinannya, RW 6 menjalankan program unggulan seperti Kampung Madani, PUSPAGA, dan Kampung KB yang fokus pada penguatan solidaritas sosial dan kesejahteraan keluarga. Melalui Kampung Madani, beliau mendorong warga untuk berdonasi guna membantu keluarga kurang mampu secara rutin. Program ini dijalankan secara transparan dan melibatkan partisipasi seluruh warga. Sementara itu, melalui PUSPAGA, Pak Agung menyediakan ruang konsultasi dan pendampingan bagi keluarga yang menghadapi permasalahan rumah tangga dan pengasuhan anak. Kepemimpinan beliau yang terbuka dan peduli menjadikan RW 6 sebagai salah satu contoh kampung yang aktif, inklusif, dan berdaya dalam membangun lingkungan sosial yang sehat dan sejahtera.

Garnis
Garnis

Garnis, siswa SMA kelas 2, merupakan sosok inspiratif di balik inovasi pemanfaatan eco enzim di RW 2 Kelurahan Krembangan Utara. Di usianya yang masih remaja, Garnis telah menunjukkan kepedulian yang...

Foto

Garnis

Garnis, siswa SMA kelas 2, merupakan sosok inspiratif di balik inovasi pemanfaatan eco enzim di RW 2 Kelurahan Krembangan Utara. Di usianya yang masih remaja, Garnis telah menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan menjadi pelopor muda dalam mengembangkan produk ramah lingkungan berbasis eco enzim. Berangkat dari keresahan terhadap meningkatnya sampah plastik dan pencemaran lingkungan, Garnis mulai bereksperimen menciptakan sabun cair semprot yang terbuat dari eco enzim hasil fermentasi limbah organik. Dengan semangat belajar dan inovasi yang tinggi, Garnis aktif melakukan uji coba dan pengembangan produk secara mandiri, sambil terus menggali potensi eco enzim untuk kebutuhan sehari-hari. Kehadirannya memberi warna baru dalam gerakan lingkungan di RW 2, sekaligus membuktikan bahwa generasi muda juga mampu menjadi agen perubahan yang berdampak. Peran Garnis dalam program ini tak hanya memotivasi warga untuk lebih peduli pada lingkungan, tetapi juga menginspirasi remaja lainnya untuk berkontribusi nyata dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Ibu Sri Rahayu
Ibu Sri Rahayu

Bu Sri Rahayu, yang akrab disapa Bu Cici atau Bu Wiji, merupakan sosok sentral di balik keberlangsungan pelatihan menjahit bagi ibu-ibu di wilayah RW 3 RT 4. Sebagai ketua sekaligus...

Foto

Ibu Sri Rahayu

Bu Sri Rahayu, yang akrab disapa Bu Cici atau Bu Wiji, merupakan sosok sentral di balik keberlangsungan pelatihan menjahit bagi ibu-ibu di wilayah RW 3 RT 4. Sebagai ketua sekaligus pengajar dalam kegiatan ini, beliau telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam mengembangkan keterampilan menjahit di kalangan perempuan setempat. Dengan latar belakang semangat kebersamaan dan dorongan untuk menciptakan kegiatan produktif, Bu Sri Rahayu menjadi penggerak utama dalam membentuk pelatihan ini menjadi wadah pemberdayaan yang nyata. Dalam menjalankan perannya, Bu Sri Rahayu dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan. Salah satunya adalah minat sebagian warga yang masih lebih condong pada kegiatan memasak dibanding menjahit, sehingga upaya untuk menjaga antusiasme peserta menjadi hal yang perlu terus diupayakan. Meski demikian, dengan kesabaran dan pendekatan yang persuasif, beliau terus berusaha membangun semangat belajar dan mendorong partisipasi aktif dari para ibu-ibu. Bu Sri Rahayu berharap pelatihan ini dapat terus berjalan secara berkelanjutan, dengan semakin banyaknya pesanan yang diterima sehingga kegiatan produksi menjadi lebih stabil. Selain itu, beliau juga berharap ruang pemberdayaan bagi perempuan di lingkungan RW 3 RT 4 dapat terus diperluas, tidak hanya melalui pelatihan menjahit, tetapi juga melalui bentuk-bentuk keterampilan lainnya yang relevan dengan kebutuhan dan potensi masyarakat setempat. Melalui ketekunan dan dedikasi beliau, usaha ini menjadi contoh konkret dari peran perempuan dalam membangun kemandirian ekonomi berbasis komunitas.